Rabu, 22 April 2020

Filosofi Baju Adat Papua dan Keterangannya

Gadis Rantau
Baju Adat Papua - Papua, tanah kaya di timur Indonesia yang sangat mempesona. Hasil bumi yang berlimpah, panorama alam yang indah mulai dari kepulauan raja Ampat hingga pegunungan tinggi Jaya wijaya, serta uniknya etnik budaya masyarakat aslinya, telah berhasil membuat ia menjadi bagian Nusantara yang tak bisa dilupakan begitu saja. Ia telah menjadi representasi keberagaman khasanah budaya bangsa yang penuh keunikan dan mengundang decak kagum.

Salah satu keunikan budaya di tanah Papua yang dapat kita saksikan hingga saat ini adalah tentang bagaimana suku-suku di sana bertahan hidup, bagaimana mereka menyatu dengan alam dalam mencukupi sandang, pangan, dan papannya, dan bagaimana mereka mencoba menjaga utuh dan tegaknya tradisi nenek moyang mereka. [Baca Juga : Rumah Adat Indonesia]

 tanah kaya di timur Indonesia yang sangat mempesona Filosofi Baju Adat Papua dan Keterangannya
Dari sisi berbusana misalnya, kita dapat melihat bahwa suku-suku di Papua hingga kini masih tetap mencoba mengenakan baju adat Papua sebagai wujud pelestarian gaya berbusana para pendahulunya, meski arus modernisasi terus menggerus tradisi mereka.

Baju Adat Papua

Bagi kita yang tinggal di belahan Indonesia Barat dan Tengah, melihat bagaimana gaya berbusana suku Papua dengan pakaian adatnya, mungkin hanya dapat kita lakukan saat menonton TV. Kita pun sering kali tak bisa mengetahui secara lebih detail bagaimana baju adat Papua dibuat dan dikenakan oleh mereka. Oleh karena itu, di kesempatan kali ini tim Penulis Blog akan membawa kita mengenal hal tersebut secara lebih dalam.

Model Baju Adat Papua

Baik pria maupun wanita Papua, secara umum keduanya mengunakan model baju yang sama. Mereka menggunakan rok rumbai-rumbai yang terbuat dari rajutan daun sagu sebagai bawahan dan penutup kepala berupa hiasan dari rambut ijuk, bulu burung kasuari, dan anyaman daun sagu. Adapun pada bagian atasan, orang-orang Papua pedalaman masih enggan mengenakan baju. Untuk menutupi bagian dada, mereka biasanya akan mentato atau menggambar tubuh mereka dengan motif-motif tertentu sebagai penyamar.

 tanah kaya di timur Indonesia yang sangat mempesona Filosofi Baju Adat Papua dan Keterangannya

Koteka

Terlepas dari baju adat Papua jenis rok rumbai, para kaum pria pada beberapa kesempatan juga akan mengenakan koteka. Koteka adalah penutup kemaluan terbuat dari labu air yang diukir dengan motif-motif unik.

Koteka atau juga biasa disebut harim, hilon, atau bobbe adalah baju adat Papua yang terkenal hingga seluruh penjuru dunia. Banyak para turis asing yang tertarik untuk melihat pakaian adat satu ini. Pakaian ini hanya berbentuk selongsong wadah “burung” yang diikatkan pada pinggang hingga mengarah ke atas. Untuk ukuran koteka sendiri sebetulnya sangat beragam, umumnya semakin tinggi kedudukan seorang laki-laki dalam adatnya, ukuran koteka yang dikenakannya juga akan semakin besar.

Aksesoris Pakaian

Selain mengenakan pakaian adat yang unik dan menyatu dengan alam, suku-suku di Papua juga sering mengenakan berbagai aksesoris dan hiasan di tubuhnya untuk melengkapi penampilan.

Penutup kepala berupa hiasan dari rambut ijuk, bulu burung kasuari, dan anyaman daun sagu; manik-manik dari kerang atau gigi anjing yang dikalungkan di tubuh; gambar-gambar di bagian atas tubuh dan wajah; serta taring babi yang diletakan di lubang hidung adalah beberapa aksesoris kelengkapan baju adat Papua yang tak bisa dilepaskan begitu saja.

 tanah kaya di timur Indonesia yang sangat mempesona Filosofi Baju Adat Papua dan Keterangannya
Selain itu, senjata tradisonal adat Papua berupa panah, tombak, dan sumpit juga sering mereka kenakan terutama ketika akan berburu atau pergi berperang atau tas noken yang terbuat dari anyaman kulit kayu sebagai wadah bahan pangan, umbi-umbian, atau sayuran.

Nah, itulah informasi seputar baju adat Papua beserta berbagai kelengkapannya. Sangat unik bukan? Tertarik untuk mengenakannya? Hahaha. Silakan saja. Salam.