Rabu, 15 April 2020

Manusia dan Keseimbangan Lingkungan

Gadis Rantau
Sepertinya sudah tidak asing lagi dan kita cukup paham dengan istilah manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Seperti halnya manusia, makhluk hidup lain pun tidak dapat hidup tanpa makhluk hidup lainnya. Dan semua makhluk hidup memerlukan alam untuk tetap bertahan hidup. Lalu komponen apa saja yang terdapat di alam? Bagaimana komponen alam saling terkait satu dengan yang lainnya?

Komponen alam meliputi makhluk hidup dan benda tidak hidup. Masing-masing memiliki hubungan ketergantungan yang tidak dapat terpisahkan. Hubungan saling ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungannya inilah yang disebut ekosistem. Sawah, ladang, sungai, hutan, dan bagian bumi lainnya merupakan lingkungan atau tempat berlangsungnya  hubungan tersebut.

A. Kegiatan Manusia Mempengaruhi Ekosistem

Walaupun sebagai sesama makhluk hidup, manusia berbeda dengan hewan dan tumbuhan. Perbedaannya adalah manusia memiliki daya pikir yang tinggi. Untuk mendukung dan mempermudah kehidupannya manusia mulai menciptakan alat yang seperti membuat traktor untuk sektor pertanian. Penciptaan alat ini bertujuan untuk menggantikan kerbau, dimana dengan menggunakan traktor, pekerjaan para petani akan lebih mudah, dan cepat selesai.

Tidak hanya itu, dahulu manusia menggunakan hewan sebagai alat transportasi. Contohnya kuda, keledai, dan sapi yang digunakan untuk menyeret pedati. Atau hewan-hewan itu juga bisa ditunggangi secara langsung. Dan lagi-lagi dengan daya pikirnya, manusia mulai mencari cara untuk mempermudah transportasi. Lalu terciptalah sekarang ada sepeda, motor, dan mobil untuk mempermudah kegiatan manusia. Manusia bahkan telah menciptakan alat transportasi yang lebih canggih. Pesawat terbang, helikopter, dan pesawat jet merupakan bukti kepandaian manusia.

Pertanyaannya, dari kesmuanya itu, dari hasil daya pikir manusia tersebut adakah dampak yang timbul? 

Kehidupan manusia berubah seiring dengan perkembangan dan peradabannya. Manusia dengan kepandaiannya menemukan berbagai hal. Perubahan-perubahan itu mempermudah kehidupan manusia. Akan tetapi, kemajuan itu juga memengaruhi keseimbangan lingkungan. Mengapa? Karena seringkali manusia tidak memerhatikan lingkungan dan sumber daya alam yang terdapat di dalamnya. Manusia cenderung merusak lingkungan.

Berbagai kegiatan manusia yang seringkali merusak lingkungan, misalnya sebagai berikut.

  1. Dampak kemajuan di bidang transportasi adalah timbulnya polusi. Polusi udara ditimbulkan oleh asap kendaraan. Polusi suara berupa kebisingan mesin kendaraan. Polusi mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan.
  2. Pengambilan kayu secara besar-besaran mempengaruhi dan merusak lingkungan. Hutan gundul akan membawa bencana. Pohon tidak hanya menyediakan oksigen, tetapi juga memberi banyak manfaat lain. Akar pohon berfungsi menahan air dan tanah. Jika hutan gundul, tanah akan mudah terbawa oleh aliran air. Dampaknya adalah tanah longsor dan terjadinya banjir. Bagaimana dengan hewan dan tumbuhan yang hidup di hutan itu?
  3. Penggunaan bahan kimia secara berlebihan menyebabkan rusaknya lingkungan. Busa deterjen yang dibuang sembarangan ke sungai akan mematikan organisme di sungai. Busa deterjen akan menutupi permukaan sungai. Cahaya matahari tidak bisa masuk dan fotosintesis tumbuhan dalam air akan terganggu. Selain itu, limbah detergen akan meracuni ikan-ikan sungai. Pembuangan limbah pabrik ke dalam sungai juga berakibat buruk bagi ekosistem sungai. Limbah pabrik ini mengandung bahan berbahaya dan beracun.
  4. Penggunaan pupuk yang berlebihan mengganggu keseimbangan ekosistem sawah. Petani menyemprotkan bahan kimia beracun yang disebut pestisida. Pestisida digunakan petani untuk membunuh hama. Akan tetapi, pestisida juga dapat membunuh makhluk hidup lainnya. Berbagai macam pestisida, misalnya: untuk membunuh jamur (fungisida), untuk membunuh serangga (insektisida), dan untuk membunuh tanaman pengganggu (herbisida). Penggunaan pupuk yang melebihi takaran sangat merugikan. Penyemprotan insektisida secara berlebihan juga mengakibatkan berkurangnya jumlah serangga. Padahal serangga juga membantu dalam penyerbukan.
  5. Pembakaran hutan untuk lahan perkebunan dan pemukiman akan berpengaruh bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Dampak yang muncul karena peristiwa pembakaran hutan adalah  Pencemaran udara karena asap kebakaran akan mengakibatkan ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), hewan-hewan yang ada dalam ekosistem hutan akan keluar dari hutan dan masuk perkampungan memangsa hewan ternak dan tanaman perkebunan, rantai makanan terputus, karena salah satu komponen ekosistem rusak. Bahkan hewan herbivor dan karnivor mati. 
  6. Pembuangan limbah pabrik ke sungai akan menyebabkan ikan di sungai mati, karena air sungai tercemar zat kimia, air tanah dalam sumur di sekitar sungai tercemar dan kualitas air tanah makin buruk, kualitas udara di sekitar sungai buruk dan mengeluarkan bau yang tak sedap.
  7. Penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan racun akan mengganggu keseimbangan ekosistem di lingkungan tersebut. Dampak dari penggunaan bahan peledak dan racun tersebut antara lain; semua jenis ikan yang beragam ukurannya akan mati, ekosistem laut (air) akan rusak karena tercemar bahan peledak dan racun, rusaknya terumbu karang di lautan, populasi ikan akan berkurang karena tempat bertelur dan berlindung ikan-ikan rusak.
  8. Percobaan senjata nuklir akan mengakibatkan radiasi zat kimia yang sangat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup. Akibat yang muncul dari percobaan senjata nuklir antara lain; Pemanasan global yang berakibat es di kutub utara makin cepat mencair, pencemaran zat radioaktif yang sangat mengancam kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi.
Dampak dari ketidakseimbangan ekosistem adalah efek rumah kaca. Apa itu efek rumah kaca?? Efek rumah kaca adalah peningkatan suhu di permukaan bumi karena kurangnya penyerapan energi panas dan cahaya matahari. Mengapa? Tumbuhan hijau yang menggunakan energi matahari tinggal sedikit. Penggundulan hutan akan memusnahkan populasi tumbuhan. Ditambah lagi berkurangnya jalur hijau dan taman-taman kota. Belum lagi CO2 dan CO dari sisa pembakaran kendaraan dan mesin pabrik yang bersifat mengikat panas. Jika jumlah tumbuhan hijau sebagai penetral sisa pembakaran semakin berkurang, maka panas dari matahari tidak dapat dipantulkan keluar dari permukaan bumi.

Dampak dari peristiwa efek rumah kaca adalah terjadinya pemanasan global. Pemanasan global mengakibatkan cairnya es di kutub utara dan selatan. Akan tetapi bila tidak terjadi efek rumah kaca, permukaan bumi yang kita tempati akan membeku.

Dampak perusakan lingkungan di Indonesia juga sudah kita rasakan. Adanya bencana alam berupa tanah longsor dan banjir di mana-mana. Pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra juga mengakibatkan polusi udara, sistem pernapasan terganggu, bahkan sistem transportasi pun terganggu.

B. Pemanfaatan Tumbuhan dan Hewan

Musnahnya tumbuhan dan hewan dapat diakibatkan karena mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hanya tumbuhan dan hewan jenis tertentu saja yang bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Oleh karena itu, jenis hewan dan tumbuhan ini hanya ditemukan di tempat tertentu saja.

Namun, manusia juga ikut mempercepat kepunahan tersebut. Kegiatan manusia ini mengakibatkan berkurangnya atau punahnya jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Manusia merusak lingkungan tempat hidupnya. Manusia juga memburu dan memanfaatkan hewan dan tumbuhan. Ada yang memanfaatkannya sebagai makanan, obat, koleksi, barang pajangan, dan hiasan dinding.

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu kegiatan manusia yang menyebabkan punahnya tumbuhan jenis tertentu. Kegiatan ini menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Tumbuhan yang hampir punah karena dimanfaatkan manusia adalah pohon jati dan cendana.

Jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia yang mengarah pada ketidakseimbangan ekosistem adalah sebagai berikut.
  1. Kayu jati: jenis kayu ini populasinya menurun. Kayu jati memiliki sifat yang kuat dan tahan lama. Kayu jati dimanfaatkan untuk membuat tiang-tiang dan dinding, meja, kursi, dan lemari.
  2. Kayu cendana dan gaharu: populasi tumbuhan ini sudah sangat menurun. Dalam hal ini, pemerintah kurang serius melakukan pengawasan dan perlindungan. Tumbuhan ini bernilai ekonomi sangat tinggi karena merupakan bahan baku wewangian dan kosmetik. Kayu cendana juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kipas, pipa rokok, dan patung. Kayu cendana berbau harum. Kayu cendana juga digunakan sebagai bahan dasar minyak cendana.
  3. Kayu besi dan kayu hitam: dari daerah Maluku Tenggara (Kepulauan Tanimbor). Penebangan dan pencurian kayu ini sangat luar biasa karena harga yang sangat mahal.
  4. Kayu ulin: dari Kalimantan, saat ini kayu ini juga menjadi kayu yang sangat mahal. Berbagai pihak menebangnya secara liar tanpa prosedur yang benar.
Masih banyak jenis tumbuhan lain yang dilindungi di Indonesia, namun menjadi objek penjarahan oknum tertentu. Di sinilah para pejabat terkait diitantang untuk berbuat lebih tegas dan disiplin untuk mengatasi perusakan dan pencurian kayu-kayu bernilai ekonomi tinggi ini. Masyarakat diminta ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah ini dengan cara melapor kepada aparat terkait.