Sabtu, 04 Januari 2020

Sejarah Pahlawan Perjuangan Indonesia Arie Frederik Lasut dan Dr. Ferdinand Lumbantobing

Sejarah Arie Frederik Lasut dan Dr. Ferdinand Lumbantobing Arie Frederik Lasut Lahir di Kapataran, Lembean Timur, Minahasa, 6 Juli 1918 – wafat di Pakem Sleman Yogyakarta 7/5 1949 pada umur 30 tahu, adalah seorang Pahlawan Nasional dan ahli pertambangan dan geologis. Arie Frederik Lasut terlibat dalam perang Kemerdekaan Nasional Indonesia dan pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis padasaat permualaan Negara Indonesia. Arie Frederik Lasut di lahirkan di desa Kapataran, di kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara.sementara Arie Frederik Lasut ialah putra tertua dari 8 anak dari Darius Lasut dan Ingkan Supit. Adik Lasut yang bernama Willy Lasut sepat menjabat sebagai Gurbernur  Sulut.


Pada bulan September 1945, Presiden mengintruksikan untuk mengambil alih instansi pemerintahan dari Jepang. Arie Frederik Lasut ikut serta dalam pengambil alihan jawatan geologs dari Jepang yang berhasil di lakukan dengan damai. Kantor jawatan terpaksa harus di pindah beberapa kali untuk meenghindari agresi Belanda setelah proklamasi kemerdekaan. Republik Indonesia kantor awatan sempat pindah ke Tasikmalaya lalu ke Magelang, dan Yogyakarta dari tempat awalnya di kota Bandung. Sekolah pelatihan geologis uga di buka selama ke pemimpinan Arie Frederik Lasut sebagai kepala jawatan saat itu. 

Selain usaha Lasut di jawatan, Arie Frederik Lasut turut aktif dalam berbagai organisasi kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi ( KRIS ) yang memiliki tujuan untuk membela Kemerdekaan Republik Indonesia. Arie Frederik Lasut juga adalah anggota Komite Nasional, awal mula dewan perwakilan di Indonesia.

Arie Frederik Lasut terus di incar olehBelanda karena pengetahuanya tentang pertambangan dan geologi di Republik Indonesia, tetapi Arie Frederik Lasut tidak pernah mau bekerja sama dengan Belanda. Pada pagi hari tanggal 7 / 5 / 1949, Arie Frederik Lasut di ambil oleh Belanda dari rumahnya lalu di bawa ke pakem, sekitar 7 Km di utara Yogyakarta. Di sana Arie Frederik Lasut di tembak mati. Beberapa bulan kemudian jenazah Arie Frederik Lasut di pindahkan di kuburan Kristen Kintelan di Yogyakarta di samping isterinya yang lebih dulu meninggal dunia pada bulan Desember 1947. Upacara penguburan di hadiri oleh pejabat presiden pada saat itu.Mr. Assaat,.

Arie Frederik Lasut mendapat penghargaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia pada Tanggal 20 / 5 /  1969.

Pahlawan perjuangan Indonesia Dr. Ferdinand Lumbantobing

Dr. Ferdinand Lumbantobing atau sering pula di singkat sebagai FL Tobing, lahir di Sibuluan, Sibolga, Sumatera Utara, 19 Februari 1899 – meninggal di Jakarta, tangal 7 Oktober 1962 pada saat berusia 63 tahun adalah seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Sumatera Utara. Beliau di kukuhkan mejadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional 17 November 1962. Keppres No 361 Tahun 1962. beliau lulus sekolah dokter STOVIA pada tahun 1924 dan bekerja di CBZ RSCM, Jakarta.

Setelah menamatkan Sekolah Dasar ( SD ) diDepok Bogor, ia melanjutkan pelajaran ke STOVIA (Sekolah Dasar) di Jakarta dan Sekarang Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta bagian penyakit menular. Dari situ ia di pindahkan ke Tengarong ( Kalimantan Timur ), kemudian ke Surabaya pada tahun 1935. Setelah itu ia bertugas di Tapanuli, mula-mula di Padang Sidempuan Kemudian di Sibolga.

Pada masa pendudukan Jepang, ia di angkat menjadi dokter pengawas kesehatan romusa. Dengan perasaan sedih ia menyaksikan bagaimana sengsaranya nasip para romusa yang di paksa membuat benteng di Teluk Sibolga. Karena itu, ia melancarkan protes terhadap pemerintah Jepang. Akibatnya ia di curigai dan termasuk dalam daftar orang terpelajar Tapanuli yang akan di bunuh oleh Jepang. beliau terhindar dari bahaya maut sebab berhasil menyelamatkan nyawa seseorang Tentara Jepang yang jatuh dari kendaraan. 

Pada tahun 1943 ia di angkat menadi ketua Syu Sangi Kai ( dewan perwakilan daerah ) Tapanuli di samping anggota Cuo Sangi In. Pada masa awal revolusi beliau merupakan tokoh penting di Tapanuli. Pada bulan Oktober 1945 ia di angkat menadi Residen Tapanuli. Sebagai Residen Tapanuli, ia menghadapi saat-saat sulit ketika daerah Tapanuli dilanda pertentangan bersenjata antara sesama pasukan RI yang datangdari Sumatera Timur setelah daerah itu jatuh ke tangan Belanda dalam Agresi Militer 1 Belanda. Tetapi Tobing berpendirian tegas dan tindak mudah di gertak. Dalam agresi Militer II Belanda, dia di angkat menjadi Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan. Ia memimpin perjuangan gerilya di hutan – hutan, naik gunung turun gunung.

Setelah pengakuan ke daulatan, ia di tawari untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara, tetapi tawaran itu di tolaknya. Dalam kabinet Ali 1 ia di angkat menjadi Menteri Penerangan Jabatan Lainya Menteri Urusan Hubungan Antar Daerah dan terakhir Menteri Negara Urusan Transmigrasi.

Dr. Ferdinand Lumbantobing meninggal di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1962 pada umur 63 tahun, pemerintah Republik Indonesia meminta kepada keluarga agar almarhum di makamkan di taman Pahlawan, Kalibata, Jakarta. Oleh pihak keluarga menyebut jasat Dr. Ferdinand Lumbantobing di makamkan di kampung halamanya Sibolga, sebagaimana pesan almarhum.

Atas jasa – jasanya, banyak jalan yang di sebut jalan Prof Dr. Ferdinand Lumbantobing. Termasuk di Sibolga namanya di abadikan sebagai nama satu rumah sakit negeri.